Sabtu, 23 November 2024

Figur Kehidupan

 UTS 

(Ujian Tengah Semester Karya Tulis Ilmiah)

Artikel ini merupakan artikel yang saya buat untuk menyelesaikan tugas Ujian Tengah Semester saya pada Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah dengan dosen pengampu oleh bapak Dawami S.Sos.M.I.Kom

Hari Guru adalah momen istimewa yang dirayakan di berbagai negara untuk menghormati jasa dan dedikasi para guru. Di Indonesia, Hari Guru Nasional diperingati setiap tanggal 25 November sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Perayaan ini juga bertepatan dengan hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), organisasi yang berdiri sejak tahun 1945.


Guru sering kali disebut sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa" karena perjuangan mereka yang tak kenal lelah untuk memastikan siswa dan siswi mendapatkan pendidikan yang layak. Meskipun teknologi memudahkan akses mendapatkan informasi dengan mudah, peran guru tetap tak tergantikan. Guru bukan hanya penyampai informasi, tetapi juga pembimbing yang memberikan arahan moral, memotivasi siswa, dan menjadi teladan.


Membahas tentang guru tentu saja sudah banyak guru-guru yang mengajar Dhea, dari jenjang awal yaitu Paud, TK, Sekolah Dasar(SD), Sekolah Menengah Atas(SMP), Sekolah Menengah Atas(SMA), hingga saat ini yaitu dijenjang Perkuliahan. Banyak jasa, ilmu, pengalaman dan memori yang telah diberikan oleh guru yang mendidik.


Dalam artikel ini Dhea ingin menceritakan tentang guru-guru yang sudah Dhea anggap sebagai Orang Tua ke-2 Setelah Orang Tua kandung. Pada dasarnya Dhea juga akan menjadi guru dikemudian hari dan menjadi seorang pendidik tidaklah mudah. Banyak proses dan tahapan yang harus Dhea lewati.


Gambar disamping ini adalah foto guru-guru Dhea ketika SMP tepatnya SMP IT ( Islam Terpadu ) Plus Bazma Brilliant.

   Ada guru yang menginspirasi, ada guru yang tegas tapi peduli,ada juga guru yang bisa dijadikan seperti sahabat. Semua guru sangat baik dan semuanya harus dicontoh akan tetapi ada sosok guru yang sangat Dhea ingat yaitu Umi Ratna (guru prakarya), Buk Yesi (guru seni budaya) dan Buk Cici (guru olahraga). Mengapa demikian? karna Umi Ratna tegas tapi bukan pemarah dan sebelum kami ulangan atau quiz yang dadakan umu selalu memberikan waktu untuk mengulang dan membaca materi sebelum nya, jadi nilai kami ga jelek-jelek amat.

Ada Buk Yesi yang ketika belajar dikelas memberikan suasana yang seru pwoll dan seru juga diajak cerita, tidak pilih kasih dengan murid-muridnya. Ada Buk Cici yang selalu membawa kami kelapangan dan sama ibuk Cici nilai itu gampang, ga usah menggunakan bahasa buku yang penting paham dengan bahasa sendiri.

Ketika SMA Dhea hanya belajar dengan metode daring because tahun 2020 masih covid-19.

Otomatis tidak ketemu guru-guru yang mengajar secara langsung.

  

 Ketika Dipondok Pesantren tepatnya di Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Tokan Hilir ada juga guru yang sangat berkesan dan dhea ingat hingga saat ini. Guru-guru yang Dhea panggil ustad dan ustadzah, ada 1 kalimat yang dapat dhea kutip dari setiap pembelajaran yang selalu disampaikan yaitu " Adab lebih tinggi dibandingkan ilmu".



Ustad Sattar dan Abuya Hasan merupakan sosok ayah dipondok pesantren. Selalu berpesan kepada seluruh muridnya :

" serumit apapun kehidupan carilah guru mu minta ridho guru dan ridho orang tua, apabila telah sukses dimasa depan ingatlah guru-guru yang telah mendidik jangan lupa do'akan guru-guru dan orang tua kita "


kata - kata beliau yang masih tertanam dalam benak dhea adalah :

" EDUCATION IS EVERYTHING- Pendidikan Adalah Segalanya "


Umma Shalihah 

Beliau adalah wanita tangguh yang sabarnya, kelembutannya, tegasnya, marahnya selalu dirindukan. Mengajarkan sesuatu walaupun hanya masalah sepele/ masalah yang dilihat orang itu biasa saja. Contohnya perkara kaus kaki, anak jilbab, pakaian, tutur bicara dan lainnya. Selalu menjadi motivator tentang bagaimana adab dan akhlak seorang wanita.


Dhea tidak ingin memilih guru favorit, karena setiap guru memiliki peran istimewa dan cara unik dalam mendidik. Setiap pelajaran, nasihat, dan perhatian yang diberikan oleh masing-masing guru telah membentuk Dhea menjadi pribadi yang lebih baik. Bagi Dhea, semua guru adalah favorit, karena tanpa mereka, perjalanan kami menuju masa depan yang cerah tidak akan mungkin terjadi.


"Semua guru adalah sosok yang patut dicontoh dan dijadikan idola, karena melalui dedikasi, kesabaran, dan ketulusan hati mereka, kita belajar tidak hanya tentang ilmu, tetapi juga tentang nilai-nilai kehidupan yang berharga." ~Dhea Cahya Cyntia.


Thank you for being the artist of our minds, painting bright futures with every stroke of wisdom and every splash of kindness. Your masterpiece will stay in our hearts forever!




AUTHOR

NAMA     : DHEA CAHYA CYNTIA

PRODI    : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI MALAM)

KAMPUS : INSTITUT AGAMA ISLAM TAFAQQUH FIDDIN DUMAI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SOAL UAS KOMUNIKASI : AYAT AL-QUR’AN ATAU HADIST YANG BERKAITAN DENGAN KOMUNIKASI

AYAT AL-QUR’AN ATAU HADIST YANG BERKAITAN DENGAN KOMUNIKASI     Dalam ajaran Islam, berbicara bukan hanya sekedar menyampaikan pesan...